Surat Terbuka Untuk Maba : Mahasiswa, Kampus, dan Organisasi


 

Oleh : Siti Saijah

(Ketua Umum PMII Kutai Timur)

pmiikutim.or.id,-Selamat datang di lingkungan kampus. Ini adalah pintu gerbang menuju fase baru dalam hidup yang dinanti oleh mayoritas alumni Sekolah Menengah Umum. Begitu Anda melangkahkan kaki ke dunia perkuliahan, Anda akan merasakan suasana yang berbeda. Mulai dari jadwal kuliah yang pada umumnya lebih longgar dibandingkan saat Anda masih di SMU, sistem pembelajaran berdasarkan SKS, dan bahkan kebijakan berpakaian yang lebih santai yang dapat Anda terapkan di dalam ruang kelas.

Bangku kuliah membawa perubahan kehidupan yang menantang, dengan tanggung jawab yang lebih besar. Di satu sisi, Anda diberikan kebebasan untuk menjalani aktivitas, namun di sisi lain, Anda diharapkan untuk bertanggung jawab terhadap kebebasan tersebut. Dengan kebebasan itu, tidak jarang  orang lupa akan tanggung jawabnya, disisi lain kebebasan memberikan peluang bagi Anda untuk menentukan sendiri siapa dan bagaimana anda dimasa-masa mendatang.

Saya yakin semasa orientasi, anda sudah sangat akrab dengan istilah Tri Dharma Perguruan Tinggi. Seperangkat konsep yang cukup untuk menjelaskan bahwa menjadi Mahasiswa tidak hanya soal bagaimana bisa mendapatkan IPK dan menjadi sarjana. Berkuliah berarti menjadi terdidik, teliti terhadap persoalan, dan totalitas mengabdikan ilum dan diri Anda pada kepentingan masyarakat.  

Anda mungkin belum sepenuhnya menyadari bahwa dunia kependidikan kita perlu sorotan yang lebih tajam. World Development Report, melaporkan pendidikan Indonesia tertinggal 128 tahun dari pendidikan di negara-negara maju. Minat baca kita menempati rangking 60 dari 61 negara yang diteliti. Alhasil ratusan ribu sarjana yang diproduksi tiap tahun mayoritas menjadi angka penambah daftar pengangguran, pejabat kita korup, keadilan menjadi mahal, kejujuran hanya sekedar jualan kata-kata.

Realita diatas hanya sekelumit dari problem kita sebagai sebuah bangsa. Masih ada banyak persoalan lain yang belum disadari, baik oleh Anda termasuk saya sendiri. Kemampuan dan kesadaran membaca realita ini sangat dibutuhkan, khususnya bagi Anda yang memilih menjadi mahasiswa, “maha” nya “siswa”.

Sahabat sekalian saya menyadari, untuk menjalankan Tri Darma Perguruan Tinggi secara maksimal membutuhkan sumbangsi antar mahasiswa dan Kampus. Peran kampus dalam hal ini ialah menjadi sarana pertama antara mahasiswa dan Ilmu. Itulah mengapa kampus harus bisa memberikan Pendidikan yang sesuai dengan fungsinya sebagai wadah Pendidikan yaitu  mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang termaktub dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara 1945.

Yang harus Anda ketahui, dunia kampus bukan hanya bagunan yang terdiri dari pengajar, dosen dan staff akademik saja.  Kampus adalah tempat Anda mencari jati diri ditengah interaksi sosial dengan keragaman latar belakang dan tujuan. Keragaman itu membutuhkan satu wadah bersama agar Anda tidak tergolong menjadi mahasiswa hedonis, pasif dan permisif pada kezhaliman. Wadah bersama itu adalah organisasi mahasiswa.

Ya, instrumen paling sederhana untuk menjalankan peran Anda sebagai mahasiswa adalah dengan menempa diri Anda melalui organisasi mahasiswa. Karena kelas hanya mampu memfasilitasi belajar Anda  maksimal 25% (setidaknya itu yang dosen-dosen saya katakan dan saya alami) , organisasi akan membantu Anda belajar diluar kelas. Organisasi akan memgarahkan Anda untuk memenuhi sendi waktu anda dengan membaca, berdiskusi, belajar bersinergi, membangun kerjasama, mengkonsep program, memanajemen kegiatan, dan mendedikasikan diri untuk masyarakat.

Jadilah mahasiswa yang bukan hanya datang ke kampus untuk mengikuti mata kuliah lalu pulang ke rumah, tapi datanglah keruang-ruang organisasi mahasiswa.  Dengan menjadi bagian organisasi mahasiswa, anda akan di dorong untuk memenuhi ruang kelas, perpustakaan, kantin, masjid, dan pojok-pojok kampus dengan diskusi hingga adu gagasan tentang wacana peradaban. Disana anda akan mulai mengeksplor diri, perkaya kapasitas diri, belajarlah menganilisa masalah yang terjadi di masyarakat lalu mulai merumuskan solusinya.

Dengan demikian secara sadar Anda telah berusaha menjadi sebaik-baik dan sebetul-betulnya mahasiswa. Mahasiswa yang bukan hanya tahu membedakan antara yang batil dan yang haq, tapi juga berjuang merobohkan kebatilan dan menegakkan kebenaran. “Laa nidzaam, yaghlibuhul-bathil bi an-nidzam", Kejahatan Yang Terorganisir, Akan Mengalahkan Kebaikan yang tidak terorganisir. (Ali Bin Abi Thalib).


0 Komentar