pmiikutim.or.id,- Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) memaknai Ahlussunnah wal Jama’ah(Aswaja) sebagai
dasar atau metode berfikir (Manhaj Al
Fikr) yang digariskan Sahabat Nabi dan pengikutnya. Sebagai langkah awal
untuk memahami makna Ahlussunnah wal Jama’ah tersebut, PMII
Komisariat STAI Sangatta Kutai Timur mengadakan Sekolah Aswaja dengan mengusung
tema “Membumisasikan Aswaja di Bumi Nusantara”. Kegiatan tersebut dikuti
anggota lintas rayon yang berlangsung pada hari minggu, 20 Januari 2019 di
lantai 2 Masjid Islamic Center Sangatta.
Tujuan
yang ingin dicapai dengan terselenggaranya kegiatan ini. agar anggota PMII
mampu memahami sejarah perkembangan dan keterkaitan
Aswaja dengan PMII, hingga konsep Islam Rahmatan lil Alamin yang diyakini PMII.
“Sebagai warga pergerakan yang baik, kita harus mengetahui sejarah Aswaja yang
menjadi dasar ideologi pergerakan kita” ucap Ketua Panitia, Daimurrahma Utami.
Dalam
kegiatan ini panitia menghadirkan narasumber yang kompeten dibidangnya antara
lain Bapak H. Abdurrahim Yunus, DE.A, Bapak Imam Syafi’i, M.Pd dan Bapak
Sismanto, S.Pd. M.KPd. Seusai memaparkan materi , acara dilancutkan dengan sesi
diskusi. Salah satu pertanyaan yang muncul dalam forum tersebut mengenai pengikut
Islam kaku bahkan sampai garis keras.
Menurut
Narasumber, corak Islam yang keras dan kaku bukanlah identitas Islam yang
dianut PMII. Orang Indonesia yang berislam tidak perlu memaksakan diri harus
berjenggot dan bercelana cingkrang. Karena Islam bukanlah Arab dan begitupula
sebaliknya.
Dengan
berlangsungnya kegiatan ini, para peserta diharapkan lebih paham dengan manhaj PMII
dan mampu mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dalam kehidupan sehari-hari
khususnya dalam berorganisasi.(Alf)
0 Komentar