Lahan Pertanian Menipis, PB PMII Soroti RTRW Nasional


JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Aminuddin Ma’ruf meminta seluruh cabang PMII agar serius mengawasi tata ruang daerah. Pasalnya, RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang tak beres, menjadi salah satu faktor utama menipisnya lahan pertanian .

“Kiranya penting merumuskan bagaimana pengelolaan tata ruang yang berkeadilan, tidak hanya distribusi tanah dan faktor produksi. Tapi bagaimana pemerintah bisa menata, khususnya ini akan menjadi persoalan yang luar biasa bagi kota-kota yang mengelilingi Ibukota,” ujar Amin pada Agrarian Informal Meeting PMII di Jakarta (28/9).

Amin mengatakan, terdapat kekhawatiran ketika pembangunan Indonesia ke depan akan terus menggusur daerah pertanian. Menurutnya, hal tersebut akan sangat berdampak pada tingginya harga kebutuhan pokok.

“Ketika pembangunan menggusur daerah pertanian dan resapan, akan terus mengurangi daerah yang mensuplai bahan makanan. Sehingga pada akhirnya harga kebutuhan pokok akan semakin tinggi, inflasi akan semakin tinggi, sehingga kesejahteraan masyarakat akan semakin menurun,” ujarnya.

Selain itu menurutnya, tanah menjadi faktor produksi utama yang berpengaruh langsung terhadap produktifitas masyarakat yang dalam hal ini adalah petani. Sehingga pentingnya pengawasan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk tetap menjaga produktifitas petani.

“Bagaimana mereka bisa produktif kalau tanah saja mereka tidak punya,” tegasnya.

Terkait hal tersebut, PB PMII dikoordinir oleh Ketua PB PMII Bidang Agraria dan Lingkungan Hidup Syarif Susanto dan Sekretaris Taufik Nurrohim, menginisiasi ‘agrarian informal meeting’ PMII untuk mengevaluasi dan merumuskan tata ruang dan reformasi agraria yang berkeadilan.

“Di sinilah tugas PMII sebagai agen of social control, untuk bagaimana mengawal tata ruang agar sesuai dengan apa yang tertuang dalam RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah). Baik di kabupaten, provinsi maupun nasional,” ujarnya.(Poy)

0 Komentar