GENDER Pemahaman Pembedaan Jenis Kelamin


Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa istilah “gender” sudah menjadi pembicaraan umum mulai dalam forum formal sampai forum non formal.Dari kaum intelektual sampai komunitas yang ada di pasar. Suatu kebanggaan ketika wacana gender tersebut sudah membasis di masyarakat yang kemudian coba difahami dan disadari, akan tetapi akan menjadi bencana ketika hal tersebut dimaknai secara sepenggal bahkan sampai disalah tafsirkan. Fenomena ternyata membuktikan bahwa masih terdapat kesalahan pemahaman tentang gender.

Gender…apa itu? 
Gender berasal dari bahasa Inggris “GENDER” berarti jenis kelamin. Yakni perbedaan yang nampak laki-laki dan perempuan dilihat darinilai dan tingkah laku. Adalah pembagian peran, Tanggung jawab, fungsi, hak dan kewajiban baik laki-laki maupun perempuan yang di bentuk dan di kembangakn oleh social, budaya dari sekelompok masyarakat yang dapat berubah menurut waktu dan tempat serta kondisi setempat. Seks adalah : Perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki yang bersifat biologis, kodrati dan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa.

SEX
  1. Biologis 
  2. Pemberian Tuhan 
  3. Tidak dapat dirubah 
  4. Peran Sex 
  5. Produksi Reproduksi (Haid, hamil, melahirkan, Menyusui, monopouse).
GENDER
  1. Kultur
  2. Fenomena sosial Budaya
  3. Dapat dirubah
  4. Peran Jender
  5. Memasak, menyapu, mencuci, bekerja di luar rumah, dll.
Mengenal Gender Berarti….
Memahami perbedaan laki-laki dan perempuan dari sudut pandang non kodrat, bukanya dari sudut pandang kodrat (seks/biologis).Perbedaan laki-laki dan perempuan bersifat tidak abadi, tidak kekal dan tidak berlaku universal dan merupakan ciri-ciri non kodrat yang dibangun dan di bentuk manusia.Ciri-ciri itu adalah kondisi yang berbeda dari masa ke masa, berbeda dari satu tempat ketempat lain, bahkan berbeda dari satu lapisan social dengan lapisan social lainnya dan kondisi dimaksud dapat dirubah dengan perkembangan zaman.

Klasifikasi stereotype yang selama ini dilekatka pada laki-laki dan perempuan.

LAKI-LAKI (MASKULIN)
Sangat agreif, Tidak terlalu independen, Independen tergantung, Rasional, Emosional, Dapat menyembunyikan emosi Sulit menyembunyikan emosi, Tidak mudah terpengaruh, Mudah terpengaruh, Sangat menyukai pengetahuan eksakta, Kurang menyukai eksakta, Tidak mudah goyah terhadap krisis, Mudah terhadap krisis, Lebih aktif, Lebih kompetitif, Lebih logis, Lebih mendunia, Lebih terampil berbisnis, Lebih berterus terang, Memahami seluk beluk perkembangan dunia, Perasaan tidak mudah tersinggung, Lebih suka berpetualang, Mudah mengatasi persoalan, Jarang menangis, Umumnya tampil sebagai pemimpin, Penuh percaya diri, Lebih banyak mendukung sikap agresif, Lebih ambisi, Mudah membedakan antara rasio dan rasa, Lebih merdeka, Tidak canggung dalam penampilan, Pemikiran lebih umnggul, Lebih bebas berbicara.

PEREMPUAN (FEMINIM)
Lebih pasif, Kurang kompetitif, Kurang  logis, Berorientasi di rumah, Kurang terampil berbisnis, Kurang berterius terang, Kurang memahami seluk beluk perkembangan dunia, Perasaan mudah tersinggung, Tidak suka erpetualang, Sulit mengatasi persoalan, Lebih sering menangis, Tidak umum tampil sebagai pemimpin, Kurang rasa percaya diri, Kurang senang terhadap sikap agresif, Kurang ambisi, Sulit memedakan rasa dan rasio, Kurang merdeka, Canggung dalam penampilan, Pemikiran kurang unggul, Kurang bebas berbicara.

Gender… mengapa dipersoalkan?
Karena perbadaan Gender secara sosial telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, hak dan fungsi serta ruang aktivitas laki-laki dan permpuan dalam masyarakat. Konsep Gender diketengahkan oleh para ilmuan social untuk menjelaskan:
  • Perbedaan laki-laki dan permpuan yang bersifat kodrat dan,
  • Perbedaan non kodrat yang merupakan bentukan budaya yang dikonstruksikan, di pelajari dan disosialisasikan.
Perbedaan ini menjadi sangat penting, karena selama ini sering dicampur adukan.Perbedaan membantu kita untuk memikirkan ulang tentang pembagian peran yang selama ini telah dianggap melekat pada manusia laki-laki dan perempuan.Dengan mengenali perbedaan Gender sebagai sesuatu yang tidak tetap, Memudahkan untuk membangun gambaran tentang kenyataan hubungan antara laki-laki dan perepuan yang dinamis, lebih tepat dan cocok dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat.

Gender… apakah merupakan masalah?
Gender akan dipermasalahkan apabila….
  • Adanya perbedaan (diskriminasi) perlakuan dalam akses, partisipasi, control dlam menikmati hasil pembangunan antara laki-laki dan perempuan.
  • Tidak adanya kesetaraan dan keadilan antara laki-laki dan perempuan didalam pembagian peran, tanggung jawab, hak , kewajiban serta fungsi sebagai anggota kelurga maupun masyarakat yang akhirnya tidak menguntungkan kedua belah pihak.
Kesetaraan gender….Apa itu?
Adalah suatu kodisi yang setara, seimbang dan sederajat dalam hubungan peran, kedudukan dan fungsi antara laki-laki dan perempuan.
  • Menerima perbedaan kodrati individu laki-laki dan permpuansebagai hikmah
  • Memahami kondisi hidup laki-laki dan perempuan berbeda; bahwapendapat itu pada dasarnya karena fungsi kodrati.
  • Kesetaraan Gender berarti sederajat dalam keberadaan; sederajat dalam keberdayaan dan keikutsertaan dari kedua jenis kelamin (Perempuan & laki-laki) disemua bidang kehidupan (publikprivat).
Keadilan gender…apa itu?
  • Adalah suatu kondisi dan perlakuan yang adil tanpa ada pembedaan dalam hubungan, peran, kedudukan hak, tanggung jawab dari fungsi antara laki-laki dan perempuan.
  • Berprilaku adil dan tidak adnya perbedaan perlakuan antara laki-laki dan perempuan baik di rumah, ditempat kerja maupun di masyarakat.
  • Ketidakadilan terjadi karena Hubungan dan pengertian Gender yang tidak seimbang; pembedaan gender ada karena dikonstruksikan oleh masyarakat dan budaya yang melembaga atau dilembagakan.

Apa akibat ketidak-setaraan dan ketidak-adilan Gender

1. Penomorduaan (Subordination)
  • Perempuan sebagai “konco wingking” (orang belakang).
  • Hak dalam perkawinan perempuan dinomor duakan.
  • Bagian waris permpuan lebih sedikit.
  • Perempuan dinomor duakan dalam peluang dibidang politik, jabatan, karir, pendidikan dan sebagainnya.
2. Peminggiran (Marginalisation)
  • Upah perempuan lebih kecil.
  • Izin usaha perempuan harus di ketahui oleh ayah (jika masih lajang & Suami jika sudah menikah).
  • Permohonan kredit harus seizin suami.
  • Pembatasan dibidang kesempatan kerja bagi perempuan.
  • Kemajuan teknologi industri meminggirkan peran serta perempuan.
3. Beban Ganda (Double Burden)
  • Perempuan bekerja di luar maupun di rumah.
  • Laki-laki bekerja dan harus masih siskamling.
  • Perempuan sebagai perawat, pendidik anak sekaligus pendamping suami, pencari nafkah tambahan.
  • Laki-laki mencari nafkah utama sekaligus kepala keluarga.
4. Kekerasan (Violence)
  • Eksploitasi terhadap perempuan, Pelecehan seksual terhadap peremuan, pemerkosaan dan perempuan jadi objek iklan.
  • Laki-laki diharuskan/diharapkan sebagai pencari nafkah keluarga, laki-laki bertubuh pendek dianggap kurang laki-laki, gagal dibidang karir , dilecehkan.
5. Pelabelan Negatif (Stereo Type)
  • Perempuan: Sumur, dapur, kasur, Macak, masak, manak.
  • Laki-laki: tulang punggung keluarga, kehebatanya dikakukan pada kemampuan seksual dan karirnya, mata keranjang dan sebagainya.
  • Janda mudah dirayu.
Gender Dalam Perspektif Islam
Secara Teologis, perempuan dan laki-laki diciptakan semartabat sebagai manusia yang se “citra” dengan Allah. Namun tidak bisa dipungkiri dalam realitas social-kultural-agama, antara keduanya sering terjadi ketidakadilan.Islam merupakan agama yang memiliki seperangkat aturan yang menyeluruh dan sempurna serta memiliki pandangan khas, yang berbeda secara diametral dengan pandangan yang berasal dari system kapitalis maupun sosialis.

Pada dasarnya Islam tidak pernah membedakan antara laki-laki dan perempuan, dari sisi kemanusiaannya yang sama-sama memiliki potensi dasar berupa kemampuan berfikir (potensi akal), naluri dan kebutuhan fisik. Islam juga memendang bahwa kebaradaan perempuan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari laki-laki, keduanya diciptakan dengan mengemban tugas yang sama dalam mengatur dan memelihara kehidupan ini sesuai dengan Kehendak Allah SWT, sebagai pencipta dan Pengatur makhluk-Nya (QS, 9:17 ;51:56)

Pada tatanan praktis Islam memberikan aturan yang lebih rinci berkaitan dengan peran dan fungsi masing-masing dalam menjalani hidup ini, dimana ada kalanya sama dan ada kalanya peran dan fungsi tersebut berbeda antara laki-laki dan perempuan. Akan tetapi perbedaan ataupun persamaan ini tidak bisa dinilai dengan adanya ketidakadilan atau ketidaksetaraan gender. Dalam Islam, semata-mata merupakan pembagian tugas yang sama-sama penting dalam upaya mewujudkan tujuan tertinggi dalam kehidupan di masyarakat tentunya dengan adanya Keridlaan Allah SWT semata.

0 Komentar