Perdana, PMII Kutim Gagas “Kelas Ideologis Aswaja”



pmiikutim.or.id,-Minggu, (24/1) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kutai Timur sukses menggelar pertemuan perdana Kelas Idelogis Aswaja di Masjid Al-Amanah Sangatta Utara, Kutai Timur.

Kelas Ideologis Aswaja ini dihadiri semua Pengurus maupun anggota PMII Kutai Timur dari tingkatan Cabang sampai Rayon. Kelas Ideologis ini bertujuan untuk memperkuat basic pengetahuan kader PMII Kutim dalam pergulatan Islam Ahlussunah  Wal Jama’ah dan menjadi benteng dari derasnya doktrin paham keagamaan yang konserpativ dan cenderung radikal belakangan ini.

Kegiatan ini akan berlangsung sebanyak 6 kali pertemuan dengan berbagai tema yang mengupas Ahlussunah Wal Jama’ah dari Tradisi Ubudiyah sampai aplikasi Muamalah. Pertemuan perdana telah tuntas mengupas sejarah kemunculan aliran pemikiran Islam, selanjutnya kelas ini akan membahas aspek peradaban Islam mulai kejayaan sampai keruntuhannya pada era renaissance Eropa. Selain itu anggota PMII juga akan mencoba menkaji berbagai fenomena ekosospol prespektif Aswaja.

PMII yang merupakan salah satu organisasi ke Islaman terbesar di Indonesia diharap terus konsisten dalam  melakukan kaderisasi dan penanaman manhaj Ahlussunnah Wal Jama’ah sebagai bentuk tanggung jawab besar dalam menangkal gerakan Islam transnasional, mulai dari yang mudah membid’ahkan, mengkafirkan, sampai ingin mengganti sistem Negara ini menjadi khilafah. "Bahwasanya kader pergerakan harus bisa menjadi benteng pertahanan NKRI dari faham-faham yang mudah membid’ahkan dan  megkafirkan," ujar Andre Ketua Panitia Kelas Ideologis.

Mahfud Ifendi dalam materinya yang berjudul “Sejarah Pemikiran Teologi Islam dan Aliran Pemikiran Dalam Teologi Islam” menjelaskan berbagai latarbelakang munculnya berbagai aliran keagamaan sejak wafatnya Rasulullah SAW sampai sekarang. Aliran-aliran keagaamaan yang jadi bahan diskursus dalam pertemuan pertama tersebut diantaranya faham Syiah, Khawarij, Murjiah, Mu’tazilah, Jabariyah, Qadariyah, Karamiyah, Hululiyah, Wahabiyah dan Ahlusunnah Wal Jamaah.

Sebagai organisasi mahasiswa keislaman yang lahir dari Rahim Nahdlatul Ulama, PMII dituntut untuk mengambil peran dalam merawat eksistensi Islam ramah diIndonesia. “PMII harus mampu meradaptasi dari berbagai faham radikal yang hari ini mulai tumbuh subur di bangsa ini," katanya. (Iws)



0 Komentar