Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi dan Pendidikan

Oleh: Irwansyah
(Sekretaris Umum PMII Kutim)

Saat ini Indonesia dan dunia dihadapkan d
engan suatu pandemi baru yang dikenal denga istilah Corona Virus Diseases-19 (Covid - 19).

Virus ini sudah menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia, sehingga WHO tanggal 11 Maret 2020 menetapkan virus ini sebagai pandemi global. WHO juga mengatakan, bahwa pandemi Covid-19 ini 10 kali lebih mematikan dari pada flu babi.

Mengutip dari Berita Satu, sampai tanggal 16 April 2020, Di Indonesia sendiri sudah ada 5.516 jiwa yang positif Covid-19, sembuh 548 dan 496 yang meninggal dunia.

Pandemi ini membuat seluruh pemimpin dunia berpikir keras bagaimana bisa bebas dan berhasil mengatasi virus mematikan ini. Serangkai kebijakan pun dilakukan demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Social distancing adalah pilihan bagi setiap negara dalam menekan penyebaran Covid-19, karena penularan virus corona melalui interaksi sosial masyatakat. Pilihan ini tentu terasa berat karena dengan pembatasan interaksi sosial
dapat menghambat laju pertumbuhan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan.

Pertahanan terdepan dalam menghadapi Covid-19 adalah manusia sendiri, maka kita perlu selalu melakukan social distancing dengan mengurangi interaksi dengan lingkungan luar jika tidak ada keperluan. Dengan mengurangi interaksi artinya kita juga membantu tenaga medis dalam menekan penenularan pandemi ini.

Begitu juga dengan tenaga medis masih terus berusaha dalam menangani ribuan pasien yang positif Covid-19, bahkan menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI) hingga selasa, 14 April 2020 sudah ada 28 Dokter dan 12 Perawat yang meninggal dunia dalam menangani pasien yang positif covid-19.

Sudah barang tentu akibat Covid-19 berdampak kumduran dari berbagai sektor. Pada kesempatan ini kita akan mengulas sektor ekonomi dan pendidikan yang terdampak akibat Covid-19 ini.

Sektor Ekonomi

Semenjak pemerintah pusat memberlakukan imbauan agar masyarakat social distancing atau menjaga jarak dalam interaksi sosial, perekonomian mengalami penurunan yang sangat drastis, dikarenakan roda ekonomi tidak berjalan dengan baik.


Selama pandemi corona ini, hampir semua sektor pekerjaan mengalami penurunan. Seperti
halnya yang dialami kapal Ferry pengangkut roda dua dan empat di Kecamatan Sangkulirang, terjadi penurunan penumpang yang drastis selama pandemi Covid-19, jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Hal ini juga dirasakan para pedagan pasar di Kecamatan Sangkulirang, dan para pekerja harian.

Selain itu sudah ribuan  karyawan yang diberhentikan kerja (PHK), seperti yang disampaikan Gubernur Jawa Barat Ganjar Pranowo di salah satu stasiun TV nasional. Kurangnya pembelian dari konsumen membuat perusahaan memberhentikan sejumlah tenaga kerjanya.

Perusahaan yang berhenti beroperasi tentu meningkatkan angka pengangguran dan mengurangi Produk Domestik Bruto (PDB) serta menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Hal inilah yang mendorong Pemerintah pusat membuat program kartu pra kerja  untuk membantu masyaralat yang terdampak Covid-19, salah satu ditujukan untuk karyawan yang baru di PHK.

Kemudian pemerintah harus benar-benar selektif dalam menetukan kepada para calon penerima kartu tersebut agar tidak salah dalam memberikan bantuan.

Sektor Pendidikan

Sebagaimana kita ketahui bersama akibat dampak pandemi Covid-19  ini, Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Tentu hal tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19.

Sesuai dengan data dari UNESCO, hingga saat ini sudah ada 39 negara yang menerapkan penutupan sekolah dengan total jumlah pelajar yang terpengaruh mencapai 421.388.462 anak. Negara Cina sejauh ini memiliki jumlah pelajar yang paling banyak terpengaruh karena virus corona yaitu sekitar lebih dari 233 juta siswa. Dalam situs UNESCO dikemukakan bahwa pandemi corona ini mengancam 577 juta pelajar di dunia.

Pembelajaran secara daring (dalam jaringan) atau online untuk para siswa dan mahasiswa ada pilihan untuk saat ini. Hal tersebut dilakukan agar para siswa dan mahasiswa tetap belajar di rumah. Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan (Kemendikbud) sendiri sudah mengembangkan aplikasi pembelajaran jarak jauh berbasis portal dan android Rumah Belajar. Portal Rumah Belajar dapat diakses di belajar.kemdikbud.go.id.

Saat ini berdasarkan informasi bahwa kemendikbud turut menggandeng beberapa platform belajar online yakni Kelas Pintar, Sekolahmu, Zenius, Ruang Guru, Quipper, Google Indonesia dan Microsoft. Setiap platform akan memberikan fasilitas yang dapat diakses secara umum dan gratis.

Di Indonesia saat ini kampus-kampus baik itu PTN/PTS mulai menerapkan kebijakan kegiatan belajar mengajar secara online dengan memanfaatkan aplikasi pembelajaran online yang ada seperti aplikasi edmodo, google classroom, zoom dan sebagainya.

Kegiatan belajar mengajar di rumah dengan menggunakan media online tentu menjadi tantangan tersendiri bagi guru maupun para peserta didik, apalagi di Indonesia masih banyak sekolah-sekolah yang belum terkoneksi ke internet. kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan tidak stabil karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler.

Belum lagi masalah sarana dan prasarana yang tidak memadai dan penggunaan teknologi yang masih rendah tentu membuat proses belajar secara daring menjadi tidak efektif. Hal ini menurut hemat saya perlu menjadi perhatian kita bersama,  terurama Pemeritah Pusat dan Daerah agar tidak melihat  sekolah-sekolah yang sudah terkoneksi dengan internet, tapi juga harus melihat sekolah-sekolah yang ada di pedalaman. Berbeda halnya dengan dibeberapa negara maju yang sudah lazim dilakukan.

0 Komentar